Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,
“Demi Allah, DUNIA ini dibanding AKHIRAT ibarat seseorang yang mencelupkan JARINYA ke LAUT; air yang TERSISA di JARINYA ketika diangkat itulah NILAI DUNIA ( akhirat = LAUT) ” (HR Muslim).
Bagaimana untuk memahami hadits di atas?
Kenikmatan di akhirat adalah kenikmatan di SURGA yang luasnya seluas LANGIT dan BUMI
Allah SWT berfirman : ” Dan BERSEGERALAH bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada SURGA yang luasnya SELUAS LANGIT dan BUMI yang disediakan untuk orang-orang yang berTAKWA.” (QS. Ali Imron : 133)
Adakah yang sudah bisa menembus batas LANGIT? Sampai sekarang tidak seorangpun yang mengetahui batas langit terluar. Sehingga diibaratkan LANGIT ini adalah LAUT, maka BUMI – bagian kecil dari LANGIT- hanyalah satu tetes air yang tersisa di jari bila diceupkan ke LAUT.
Dan keniikmatan yang lebih indah dari surga adalah ‘merasakan’ ridha Allah dan kesempatan berjumpa dengan ‘WAJAH” Allah, Inilah puncak segala kenikmatan. Ketika itu kita akan benar-benar memahami hadits : ” Allah itu INDAH dan suka dengan KEINDAHAN”
Kenikmatan di Surga adalah kenikmatan yang tak mampu dibayangkan manusia, disana banyak keindahan yang tak pernah dilihat oleh mata, keindahan suara yang tak pernah didengar telinga, kenikmatan rasa yang tidak pernah dirasa oleh lidah, dan perasaan damai dan ketenangan yang sesungguhnya.
Jadi Sahabat…, Janganlah Silau dengan kenikmatan Dunia Yang semu… Semua itu hanyalah ujian dari Allah, untuk melihat siapa-siapa yang menjadi hamba-Nya dan siapa-siapa yang menjadi HAMBA DUNIA dan hawa nafsu syaithan…
Yang menjadi HAMBA2 ALLAH …mereka layak mendapatkan KENIKMATAN HIDUP yang SESUNGGUHNYA di SURGA.
Yang menjadi HAMBA2 DUNIA dan hawa nafsu SYAITHAN ….maka mereka layak bersama para SYAITHAN di NERAKA yang MENYALA.
Semoga ALLAH Subhanahu Wa Ta’Aala, selalu membimbing kita dan melindungi kita dari bujuk rayu SYAITHAN agar selamat dari SIKSA NERAKA dan selamat bisa menuju SURGANYA yang tiada tara, tiada terbayang, tiada terbatas NIKMATnya, aamiin.
Semoga bermanfaat....
“Demi Allah, DUNIA ini dibanding AKHIRAT ibarat seseorang yang mencelupkan JARINYA ke LAUT; air yang TERSISA di JARINYA ketika diangkat itulah NILAI DUNIA ( akhirat = LAUT) ” (HR Muslim).
Bagaimana untuk memahami hadits di atas?
Kenikmatan di akhirat adalah kenikmatan di SURGA yang luasnya seluas LANGIT dan BUMI
Allah SWT berfirman : ” Dan BERSEGERALAH bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada SURGA yang luasnya SELUAS LANGIT dan BUMI yang disediakan untuk orang-orang yang berTAKWA.” (QS. Ali Imron : 133)
Adakah yang sudah bisa menembus batas LANGIT? Sampai sekarang tidak seorangpun yang mengetahui batas langit terluar. Sehingga diibaratkan LANGIT ini adalah LAUT, maka BUMI – bagian kecil dari LANGIT- hanyalah satu tetes air yang tersisa di jari bila diceupkan ke LAUT.
Dan keniikmatan yang lebih indah dari surga adalah ‘merasakan’ ridha Allah dan kesempatan berjumpa dengan ‘WAJAH” Allah, Inilah puncak segala kenikmatan. Ketika itu kita akan benar-benar memahami hadits : ” Allah itu INDAH dan suka dengan KEINDAHAN”
Kenikmatan di Surga adalah kenikmatan yang tak mampu dibayangkan manusia, disana banyak keindahan yang tak pernah dilihat oleh mata, keindahan suara yang tak pernah didengar telinga, kenikmatan rasa yang tidak pernah dirasa oleh lidah, dan perasaan damai dan ketenangan yang sesungguhnya.
Jadi Sahabat…, Janganlah Silau dengan kenikmatan Dunia Yang semu… Semua itu hanyalah ujian dari Allah, untuk melihat siapa-siapa yang menjadi hamba-Nya dan siapa-siapa yang menjadi HAMBA DUNIA dan hawa nafsu syaithan…
Yang menjadi HAMBA2 ALLAH …mereka layak mendapatkan KENIKMATAN HIDUP yang SESUNGGUHNYA di SURGA.
Yang menjadi HAMBA2 DUNIA dan hawa nafsu SYAITHAN ….maka mereka layak bersama para SYAITHAN di NERAKA yang MENYALA.
Semoga ALLAH Subhanahu Wa Ta’Aala, selalu membimbing kita dan melindungi kita dari bujuk rayu SYAITHAN agar selamat dari SIKSA NERAKA dan selamat bisa menuju SURGANYA yang tiada tara, tiada terbayang, tiada terbatas NIKMATnya, aamiin.
Semoga bermanfaat....